BUDIDAYA AIR PAYAU YANG ADA DI INDONESIA
Setiap saya berpikir tentang air payau, selalu saja saya berpikir tentang ikan bandeng dan udang. Tetapi saya terus berpikir apakah hanya hewan - hewan itu saja yang ada di air payau??? tentu tidak mungkin, pasti ada yang lain. Setelah saya seraching di Internet tenyata banyak sekali komoditas budidaya air payau yang ada di Indonesia. Beberapa komoditas yang saat ini menjadi andalan para pembudidaya Indonesia dalam berbudidaya antara lain, ialah:
1. Bandeng
Ikan bandeng adalah salah satu jenis ikan yang dapat dibudidayakan di laut maupun di tambak. Namun saat ini perkembangan bandeng masih lebih baik pada budidaya tambak. Hal ini wajar karena memang bandeng awalnya sangat baik dibudidayakan di tambak. Ikan yang dikenal dengan nama inggrisnya milk fish ini banyak ditemui hasil pembudidayaannya di pulau jawa utamanya jawa barat, jawa tengah dan jawa timur. Selain di pulau jawa, bandeng juga menjadi komoditas unggulan pada provinsi sulawesi selatan dan sulawesi tenggara. Sementara di pulau sumatera, produksi bandeng tertinggi ada di provinsi aceh dan lampung
2. Belanak
Tidak banyak yang mengenal ikan belanak. Padahal ikan ini sudah dapat dibudidayakan. Persebaran perikanan budidaya jenis ikan ini memang belum banyak. Budidaya ikan belanak hanya dapat di temui di pulau jawa dan sebagian pulau kalimantan.
3. Kakap
Sama halnya dengan ikan bandeng di atas, ikan kakap juga dapat dibudidaya di dua subsektor yaitu laut dan air payau. Ikan kakap yang biasa dibudidayakan ada 2 jenis, yaitu kakap putih dan kakap merah. Persebaran budidaya ikan kakap di Indonesia juga tidak sepesat ikan bandeng. Sentra budidaya ikan kakap terdapat pada provinsi jawa barat, kalimantan timur dan jawa timur. Ikan yang dikenal dalam bahasa inggris sebagai Asian Seabass ini produksi tertingginya pada tahun 2009 terdapat pada provinsi Kalimantan timur.
4. Kepiting
Kepiting sudah dapat dibudidayakan walaupun perkembangan budidayanya belum begitu pesat karena memang komoditas jenis ini masih belum dikenal luas sebagai salah satu komoditas budidaya air payau. Padahal pasar kepiting masih sangat luas dan nilai jualnya sangat tinggi. Apalagi kepiting merupakan salah satu makanan favorit pada restoran-restoran seafood. Sentra budidaya kepiting terdapat di provinsi jawa timur, kalimantan timur dan sulawesi selatan
5. Kerapu
Kerapu yang dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan nama grouper ini, juga merupakan ikan yang dapat dibudidayakan di perairan laut maupun perairan payau. Hanya saja memang habitat aslinya adalah di perairan laut karena itu perkembangan budidaya kerapu di perairan payau masih sedikit namun sudah mulai dikembangkan. Budidaya ikan kerapu dapat ditemui di provinsi Aceh dan jawa timur.
6. Mujair
Ikan mujair pada dasarnya adalah komoditas air tawar namun berkat perkembangan teknologi budidaya ikan jenis ini juga sudah dapat dibudidayakan di perairan payau. Mujair memang merupakan ikan liar dan belum ada perbenihannya. Ikan mujair dibudidayakan dengan menggunakan benih dari alam. Prospek pengembangan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil produksinya yang cukup tinggi walaupun hanya terbatas pada beberapa daerah saja. Sentra budidaya ikan mujair terdapat di pulau jawa.
7. Nila
Sama halnya dengan ikan mujair, ikan nila juga termasuk ikan yang dapat beradaptasi pada berbagai jenis budidaya kecuali budidaya laut. Ikan nila yang memiliki varietas nilai hitam dan nila merah ini, persebaran daerah budidayanya tidak sebanyak pada budidaya air tawar karena memang habitat asli ikan ini sangat tumbuh baik pada perairan tawar. Sentra produksi ikan nila pada air payau terdapat pada provinsi Lampung, Jawa Barat, jawa tengah, jambi, Sumatera utara dan Aceh. Pada tahun 2009 produksi ikan nila air payau tertinggi di provinsi Lampung.
8. Rajungan
Rajungan berbeda dengan kepiting. Jika kepiting dapat hidup di dua alam maka rajungan hanya hidup di satu alam. Rajungan hanya dapat hidup di perairan laut dan tidak dapat hidup di perairan tawar. Rajungan juga tidak dapat hidup pada kondisi yang tidak memiliki air. Secara morfologi rajungan memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dengan warna yang menarik pada karapasnya. Budidaya rajungan memang masih sangat sedikit, berdasarkan laporan data statistik perikanan budidaya yang diterbitkan ditjen perikanan budidaya, hanya provinsi sulawesi selatan dan jawa timur yang melakukan pembudidayan komoditas rajungan ini pada media tambak.
9. Rebon
Udang rebon adalah salah satu Famili Penaeidae, Genus Penaeus. Dengan kulit agak keras, tetapi tidak kaku. Mempunyai tanda istimewa pada badan terdapat ban ungu hitam dan pada masing-masing ruas terdapat dua ban. Warna tersebut jelas sekali pada udang yang masih hidup. Warna kaki pada umumnya berwarna merah. Memiliki ukuran Panjang badan dapat mencapai 35 cm dan umumnya berukuran 20 – 25 cm; [PIPP]. Budidaya udang rebon terletak di provinsi Jawa timur, jawa tengah dan Aceh.
10. Rumput laut
Rumput laut yang dikembangkan untuk budidaya pada budidaya tambak adalah varietas Gracilaria sp. Walaupun tidak berkembang sepesat rumput laut jenis E. Cottonii, rumput laut jenis Gracilaria sp perlahan tapi pasti mulai menunjukkan eksistensinya. Rumput laut Gracilaria banyak di budidayakan di provinsi yang selama ini dikenal sebagai provinsi penghasil utama rumput laut, yaitu provinsi sulawesi selatan. Selain di provinsi sulawesi selatan, budidaya Gracilaria juga terdapat di daerah jawa, lampung dan kalimantan timur.
11. Sidat
Sidat, bentuknya menyerupai ikan belut. Ikan sidat termasuk komoditas yang memiliki nilai ekonomis di pasaran, baik dalam negeri maupun luar negeri. Perkembangannya memang belum begitu baik namun dengan potensi pasarnya yang masih terbuka tentu budidaya ikan sidat masih sangat menjanjikan. Pembudidayaan ikan sidat air payau terdapat di provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.
12. Tawes
Ikan tawes dikenal sebagai ikan air tawar. Sama halnya seperti ikan nila dan ikan mujair, ikan tawes juga termasuk ikan yang dapat hidup di air payau. Perkembangan pembudidayaan ikan tawes di air payau tidak sepesat pada budidaya air tawar karena memang habitat asli ikan ini adalah perairan tawar. Daerah yang membudidayakan ikan tawes terdapat di provinsi jawa barat, jawa, tengah dan jawa timur
13. Udang putih
Udang putih sudah lama dapat dibudidayakan. Terkadang sebagian orang menyamakannya dengan udang vannamei. Padahal kedua jenis udang ini berbeda. Udang putih memiliki nama ilmiah Penaeus merguiensis ini, banyak dikembangkan sebagai komoditas budidaya di daerah Indonesia. Sentra pengembangan budidaya udang putih terdapat di provinsi Jawa barat, kalimantan timur, sumatera utara, jawa tengah dan jawa timur.
14. Udang rostris
Udang rostris memiliki nama ilmiah Litopenaeus stylirostris. Udang jenis ini dapat dibudidayakan pada sistem tertutup pada kelas pembesaran secara intensif. Udang rostris memiliki tubuh berwarna biru, mempunyai rostrum bergigi 7 di bagian dorsal dan 1 gigi lunak di bagian ventral, duri kecil ditemukan pada tepi posterior segmen abdomen kelima. Udang jenis telah dapat dilakukan pembenihan oleh BBPBAP Jepara. Daerah budidaya udang rostris terdapat di provinsi Aceh dan Nusa Tenggara Barat.
15. Udang api-api
Udang api-api termasuk salah satu jenis udang yang sudah dapat dilakukan pembudidayaannya. Udang jenis ini memiliki ukuran tubuh yang tidak besar. Udang api-api memiliki nilai ekonomis penting dan mempunyai peranan penting dalam siklus rantai makanan dan transfer energi. Sentra budidaya udang api-api terletak di provinsi jawa barat, jawa tengah, jawa timur dan provinsi sulawesi selatan.
16. Udang windu
16. Udang windu
Windu adalah jenis udang yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Udang windu memiliki nama ilmiah Penaeus monodon. Walaupun sempat ambruk akibata serangan hama penyakit. Udang windu perlahan bangkit dan saat ini mulai berkembang sangat baik di berbagai daerah di Indonesia. Budidaya udang windu terdapat hampir di semua wilayah Indonesia. Sentra budidaya udang windu sendiri terletak di provinsi Sumatera selatan, jawa barat dan sulawesi selatan.
17. Udang vannamei
Udang vannamei adalah jenis udang yang pada awal kemunculannya di Indonesia dikenal sebagai udang yang dapat dibudidayakan denga tingkat ketahanan yang tinggi terhadap serangan hama penyakit. Namun sejak tahun akhir 2008, udang vannamei juga terkena serangan hama penyakit yang menyebabkan jatuhnya produksi udang secara nasional. Udang vannamei yang memiliki nama ilmiah Litopenaeus vannamei ini sentra lokasi budidayanya terdapat pada provinsi Lampung, Jawa timur, nusa tenggara barat dan sumatera selatan.
Komoditas budidaya air payau sebetulnya masih banyak lagi. Tidak terbatas pada ketujuh belas komoditas di atas. Tujuh belas komoditas di atas adalah yang perkembangan pembudidayaan secara produksi masih sangat baik dan masih dapat berkembang. Pada awalnya komoditas yang dikembangkan pada budidaya air payau hanya sebatas beberapa komoditas saja. Seiring dengan perkembangan teknologi budidaya maka mulai bermunculan banyak komoditas yang dapat di budidayakan.
Diposkan Oleh Cut Husna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar