Sabtu, 11 Januari 2014

Mengenal Ikan Bandeng



Ikan Bandeng merupakan salah satu ikan konsumsi terpopuler di Idonesia. Hal ini sangat rasional sebab ikan Bandeng yang mempunyai nama Latin Chanos chanos Forsskål atau dalam bahasa Inggrisnya lebih dikenal dengan sebutan Milkfish banyak di temukan di perairan Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan akrab dengan habitat terumbu karang di seputar pesisir.
Bibbit bandeng ( 
nener ) banyak didapatkan di perairan dangkal atau pesisir. Sihingga sering kita jumpai para pencari nener ini di sepanjang pantai dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana mereka mengumpulkan nener dan selanjutnya dijual ke pengepul atau agen maupun dijual langsung ke petani tambak.
Namun selaras dengan perkembangan teknologi maka sekarang bibit bandeng telah menjadi komoditas sendiri yang sangat menjanjikan. Banyak perusahaan atau perorangan yang menekuni usaha di bidang ini, dengan pembudidayaan bibit bandeng.
Secara alami jika sudah mulai membesar, nener ini akan mengikuti arus dan mencari tempat untuk mencari makan . Tempat yang paling disukai nener adalah tempat yang memiliki air payau dengan tumbuhan lumut ( Jawa: latrak
) yang cukup.

Pembesaran
Sesuai dengan habitat dan kesukaan bandeng yang termasuk golongan herbifora ini, Bandeng banyak dibudidayakan di pesisir atau sekitar pantai yang dikenal dengan tambak. Para petani tambak inilah yang membudidayakan dalam arti membesarkan bandeng dari nener hingga besar atau ukuran konsumsi.
Untuk mencapai ukuran konsumsi atau sekitar 25-30 cm nener memerlukan waktu antara 12 minggu atau lebih , hal ini sangat tergantung kepada kondisi air, lingkungan, makanan tambahan, serta kepadatan.
Ukuran bandeng sering dikenal dengan sebutan size. Jika disebut size 2 maka ukuran bandeng 1 Kg berisi 2 ekor, jika size 4 maka 1 kg berisi 4 ekor bandeng dst.

Kandungan Gizi
Komposisi gizi per 100 gram daging bandeng adalah energi 129 kkal, protein 20 g, lemak 4,8 g, kalsium 20 mg, fosfor 150 mg, besi 2 mg, vitamin A 150 SI, dan vitamin B1 0,05 mg. Protein bandeng cukup tinggi. Kondisi ini menjadikan bandeng sangat mudah dicerna dan baik dikonsumsi oleh semua usia untuk mencukupi kebutuhan protein tubuh, menjaga dan memelihara kesehatan serta mencegah penyakit akibat kekurangan zat gizi mikro.
Bandeng juga mengandung asam lemak omega-3. Asam lemak ini bermanfaat mencegah terjadinya penggumpalan keping-keping darah sehingga mengurangi risiko terkena arteriosklerosis dan mencegah jantung koroner. Asam lemak ini juga bersifat hipokolesterolemik yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Mampu meningkatkan daya tahan tubuh serta berperan dalam pertumbuhan otak pada janin serta pendewasaan sistem saraf.
Ikan-ikanan termasuk bandeng ini rendah kolesterol. Lemak jenuh merupakan salah satu pemicu tersumbatnya pembuluh darah penyebab penyakit jantung koroner. Dengan rajin mengkonsumsi ikan merupakan salah satu cara diet tepat sebagai penangkal penyakit jantung koroner. Seperti bangsa Eskimo yang makan ikan 300-400 g/hari ditemukan masyarakatnya rendah kasus penyakit jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar